Pertarungan McLaren vs Ferrari di F1 Berlanjut ke Jalan Raya
otocock
GENEVA — Semua tahu McLaren dan Ferrari
merupakan seteru abadi di ajang balap paling bergengsi F1. Dan,
pertarungan gengsi itu rupanya tak berhenti sampai di sirkuit. Kedua
spesialis supercar itu kini menggelar ring pertempuran baru di jalan
raya.Perseteruan antara McLaren dan Ferrari setidaknya tergambar pada Geneva Motor Show 2013 yang sedang berlangsung saat ini. Ketika Ferrari meluncurkan supercar terbaru, LaFerrari, McLaren menjawab dengan melepas rantai kekang P1.
Performa kedua supercar kelahiran Eropa itu sama bengisnya. Bos McLaren Ron Dennis bahkan sangat tertarik bila P1 dan LaFerrari ditarungkan di sirkuit Nurburgring, Jerman.
“Saya yakin akan sangat tertarik bila kompetisi itu dilakukan di Nordschleife,” ujar Ron, seraya menginginkan pembuktian siapa pencatat waktu tercepat satu putaran di sirkuit paling sakral tersebut.
Di atas kertas kemampuan LaFerrari dan P1 sebanding. Di Eropa, supercar Italia itu dibandrol sekitar 1,41 juta Euro, sementara lawannya yang datang dari Inggris sedikit lebih murah, 1,06 juta Euro. Bila LaFerrari akan dibangun sebanyak 499 unit, maka P1 hanya 375 unit.
McLaren mampu membuat P1 menghasilkan tenaga 903 hp dan Ferrari memberikan 800 hp kepada LaFerrari dari mesin V12 6,26-liter. Dengan begitu, secara kasat mata sulit membedakan siapa yang tercepat saat berakselerasi.
Apalagi McLaren dan Ferrari sama-sama mengklaim mampu berakselerasi 0-100 km/jam di bawah 3 detik. Begitu pun dengan kecepatan maksimumnya. Bila P1 dibatasi hingga 350 km/jam, maka LaFerrari dikatakan bisa lebih dari 350 km/jam.
Kedua manufaktur itu juga sama-sama baru menerapkan teknologi elektrik KERS yang diaplikasi dari F1 untuk sistem hybrid-nya. Namun terdapat sedikit perbedaan pada teknologi tersebut di kedua kendaraan itu.
Sistem IPAS milik McLaren yang didukung motor elektrik digerakkan oleh baterai seberat 100 kg. Dan, energi listrik pada baterai ini bisa diisi ulang dengan konektor listrik rumah.
McLaren mengatakan P1 mampu menjelajah sejauh 20 km hanya dengan tenaga listriknya. Dan, ketika P1 melakukan itu, maka emisi CO2 yang dihasilkan hanya 200g/km.
Beda dengan sistem HY-KERS yang disembah Ferrari. Baterai yang menyuplai listrik bagi motor elektrik LaFerrari bobotnya hanya 60kg. Baterai ini disimpan di lantai menyatu dengan chassis serat karbon.
Sayangnya, baterai milik LaFerrari tidak bisa diisi ulang dari konekor listrik rumah. Hasil emisi CO2 yang dihasilkan juga lebih tinggi, yaitu 330g/km. Meski begitu, kata Ferrari, ambang emisi CO2 LaFerrari sudah jauh di atas standar yang berlaku di Eropa.
Dari sudut mesin, P1 dan LaFerrari memang tampak tak sebanding. BIla P1 hanya memanfaatkan dapur pacu milik supercar model 12C berkonfigurasi V8 3,8-liter, maka LaFerrari membombardir dengan jantung mekanis V12 6,3-liter.
Hebatnya, kedua mahluk pelari cepat tersebut dibangun dengan struktur bodi dari bahan super-ringan dan super-kuat serat karbon. McLaren mengklaim P1 hanya berbobot 1.400kg, sedangkan Ferrari merahasikan bobot LaFerrari.
Pertarungan kedua sosok mobil mahal tersebut bahkan ikut terjadi di kawasan aerodinamis. Namun Ron Dennis percaya P1 sempurna dalam urusan aerodinamis.
“Keduanya memiliki perbedaan pendekatan yang sangat jelas. Kami lebih mendedikasikan performa aerodinamis. Kami menggunakan kelengkapan di bawah bodi untuk meningkatkan downforce (daya tekan),” ungkap Ron.
Dan, memang kontras bila kita membandingkan pendekatan aerodinamis yang dilakukan Ferrari. Menurut marketing manager Ferrari Andrea Bassi, LaFerrari memiliki lekukan bodi yang mendukung aerodinamis. “Kami berusaha mencapai aerodinamis dengan pahatan pada bodi, tanpa sayap besar, dan beberapa hal seperti itu,” ungkap Andrea.
Kendari demikian kedua perusahaan menagpliasi sistem aerodinamis aktif yang bisa meningkatkan downforce tergantung jenis lintasan. Sayap tambahan P1 mencapai 30 cm, tapi dapat pula menjadi rata dengan menekan tombol DRS yang biasa diaplikasi pada mobil F1.
Dengan fakta di atas kertas tersebut apakah pilihan seseorang bisa bergeser dari P1 ke LaFerrari atau sebaliknya? Kedua perusahaan yakin konsumen mereka memiliki batas loyalitas yang tinggi.
“Kami sangat percaya bahwa konsumen Ferrari yang membangakan akan tetap berada bersama kami, tidak membelanjakan uangnya untuk yang lain,” kata Andrea.
“Sangat bagus bila ada pesaing, itu memperluas pilihan. Mobil kami akan menjadi yang tercepat dalam lintasan berputar, tanpa lawan,” ujar COO McLaren Automotive Mike Flewitt, menanggapi pertanyaan siapa pemenang antara P1 dan LaFerrari.(zp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar